Mari Belajar IPS Mari Belajar IPS

    Sabtu, 04 Februari 2017

    video cara menambahkan video, audio, file pdf dan ppt ke blog


    PEMBUATAN BLOG DASAR

    Rabu, 25 Januari 2017

    MASUKNYA KEBUDAYAAN HINDU - BUDDHA KE INDONESIA



    Tahukah kamu proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ? .... pada kesempatan ini saya akan mencoba mengulas materi tentang masuknya Hindu-Buddha ke indonesia, tentunya dibantu dengan literatur yang saya peroleh .... mari di simak ya.....
    Agama Hindu-Budha pada awalnya tumbuh dan berkembang di wilayah India. Peradaban tersebut tumbuh di lembah sungai Indus, yang perkembangannya sudah terjadi kurang lebih 2000 tahun yang lalu.
    Pada awalnya kebudayaan Hindu yang  merupakan perpaduan antara bangsa Arya (yang merupakan sekelompok pendatang) dengan bangsa Dravida (pendukung asli kebudayaan lembah Indus). Sebagai agama, Hindu bersifat Polytheisme yaitu percaya pada banyak dewa. Dalam agama Hindu dikenal adanya 3 dewa utama yang disebut Trimurti (Brahma, Wisnu, Syiwa). Jauh setelah Hindu berkembang di India kemudian juga muncul agama dan kebudayaan Budha. Agama Budha diajarkan SidhartaGautama, putra raja Sudana dari kerajaan Kapilawastu. Agama Budha memiliki hari besar Waisak. Hari raya Waisak ini memperingati tiga peristiwa yaitu kelahirannya Sidharta, Sidartha menerima penerangan agung, dan juga wafatnya sang Budha. Agama Budha pernah berpengaruh besar di India. Agama ini mengalami perkembangan pesat di India pada masa pemerintahan raja Asoka. Pada masa pemerintahannya agama budha dijadikan sebagai agama resmi Negara.
    Dalam perkembangan selanjutnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha tidak hanya berkembang di India, namun juga ke wilayah Indonesia. Sedangakan Agama Hindu dan Buddha masuk di Indonesia sekitar abad ke 7 M, yang dibawa oleh para Rsi maupun para Bikhhu.  Harun Hadiwijono mengatakan bahwa kira-kira abad ke 15 SM. nenek moyang bangsa Indonesia memasuki Indoneisa dari daratan Cina Selatan, dengan melewati dua jalur, yaitu jalur utara dan barat.  Jalur utara melewati Jepang, Taiwan, Pilipin, dan menyebrang di Sulawesi, Indoneisa bagian Timur, Irian dan Melanesia, sedangakan jalur barat melewati Indo Cina, Siam, Malaya, serta menyebar di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Dan dari perjalan atau jalur tersebut, saya berpendapat ini merupakan salah satu cara masuknya atau berkembanganya pengaruh agama Hindu dan Buddha di Indonesia.  


    Proses Masukknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia.
    Peta Jalur Perdagangan Laut Asia Tenggara
    Agama Hindu- Budha berasal dari India, yang  kemudian menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. 
    Awal abad Masehi,  jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
    Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional tersebut menyebabkan timbulnya percampuran budaya.  Misalnya saja India, negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu.
    Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina. Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
    1. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
    2. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
    3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
    4. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
    Keterlibatan bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional menyebabkan timbulnya percampuran budaya. India merupakan negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk budaya Hindu. Ada beberapa teori yang dikemukakan para ahli tentang proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.

    Teori Masuknya Agama Hindu Ke Indonesia

    1. Teori Brahmana oleh Van Leur
             Teori Brahmana dikemukakan oleh Van Leur. Menurutnya, agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta ( pemuka agama ). Namun, teori ini memiliki kelemahan yaitu : Pemuka agama atau pendeta di larang keluar dan meninggalkan negeri. Peraturan ini berlaku dan di pegang teguh oleh para penganut agama Hindu di India. Dengan demikian, tidak mungkin bahwa pendeta yang menyebarkan agama Hindu di Indonesia. 

    2. Teori Waisya oleh NJ.Krom
                Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudyaan Hindu-Budha. Para pedagang yang sudah terlebih dahulu mengenal Hindu-Budha datang ke Indonesia selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat Indonesia. Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali. Selama para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

                Teori waisya menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke indonesia dibawa oleh orang-orang india yang berkasta waisya. Karena mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan kemudia menetap di indonesia. Bahkan banyak diantara para pedagang itu kawin dengan wanita indonesia.

    3. Teori Ksatria
             Ada tiga pendapat dari para ahli bagaimana kebudayaan India dan agamanya menyebar ke Indonesia melalui golongan ksatria, Pendapat ksatria sangat menekankan pada semangat golongan ksatria untuk berpetualang.
    a.    Teori Ksatria menurut C.C Berg
                Penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha menurut C.C Berg adalah para petualang dari golongan ksatria. Para Ksatria ini beberapa ada yang terlibat konflik perebutan wilayah antar suku-suku di Indonesia. Para ksatria ini membantu memenangkan salah satu kelompok suku yang bertikai.  Sebagai rasa terimakasih atas kemenangan itu, kepala suku memberikan hadiah berupa janji akan menikahkan salah seorang putrinya. Dari teori ini memudahkan bagi para ksatria untuk menyebarkan tradisi Hindu-Buddha. Hal ini karena ia telah menikah dengan anak kepala suku, yang  saat itu kepala suku memang dibapakkan oleh anggota suku. Sehingga pengaruh Hindu-Buddha mudah diterima masyarakat.
    b.    Teori Ksatria menurut Mookerji
                   Menurut pendapatnya, justru tentara Indialah yang membawa pengaruh keberadaan Hindu-Buddha dimasa lalu. Para ksatria ini membangun koloni dan ekspansi yang terus berkembang hingga menjadi kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan di India.
    c.    Teori Ksatria J.L. Moens
               Teori ini lebih menitik beratkan bagaimana menghubungkan proses-proses terbentuknya kerajaan di Indonesia pada awal abad ke 5 dengan apa yang terjadi di India di waktu yang sama. Pada saat abad kelima, banyak kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Karena dalam kehancuran, para ksatrianya melarikan diri ke Indonesia. Mereka terus berkembang di Indonesia hingga menjadi kerajaan.
    Teori ini kurang meyakinkan, dan mempunyai kelemahan. Kelemahan Teori Ksatria:
    1.    Para ksatria tidak menguasai huruf pallawa dan Sanskerta
    2.    Kalau memang terjadi peristiwa penaklukan daerah di Indonesia oleh kerajaan di India, maka sudah pasti dicatatkan dalam bukti prasastinya. Namun sampai sekarang tidak ada. Kalaupun ada, misal prasasti Tanjore, yang menceritakan penaklukan kerajaan Sriwijaya oleh kerajaan Cola di India, tidak memenuhi syarat. Karena prasasti tersebut dibuat pada abad ke 11, sedangkan bukti-bukti yang harus diperlukan harus dibuat pada waktu yang jauh lebih awal.
    3.    Tidak ditemukan perkawinan antara penduduk pribumi dengan ksatria
    Secara keseluruhan, teori-teori diatas kurang benar. Pertama, karena kebudayaan India asli telah mengalami akulturasi, sehingga kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia berbeda dengan di India. Kedua, hanya kaum Brahmana yang boleh mengajarkan agama. 


    4. Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)
               Inti dari teori ini adalah bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra.
    Pendapat dari Van Feber adalah bahwa:
    a. Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar)menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia.
    b. Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.
    Bantahan ahli terhadap teori ini adalah sebagai berikut. a. Golongan Sudra tidak menguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu). Terlebih tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya.
    b. Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan dan kedudukan yang lebih baik (memperbaiki keadaan/kondisi mereka). Sehingga jika mereka ke tempat lain pasti hanya untuk mewujudkan tujuan utama mereka bukan untuk menyebarkan agama Hindu.
    c. Dalam sistem kasta posisi kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana, kasta diatasnya. Jika mereka menyebarkan agama Hindu berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana, kasta yang telah menempatkan mereka pada kasta terendah
    5. Teori Arus Balik
             Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.
     


    selain kalian bisa membaca artikel yang saya buat kalian juga bisa melihat cuplikan video dibawah ini ya .... cuplikan video ini saya ambil dari youtube.... silahkan disimak....

    Selasa, 24 Januari 2017

    ppt

    KUIS 1

    Jumat, 20 Januari 2017

    Masyarakat Indonesia pada masa Pra-aksara



    A. Kehidupan manusia pada masa Pra-aksara
            Tahukah kalian, bagaimana cara kita mengenali kehidupan pada masa Pra-aksara ? bagaimana kehidupan pada masa pra-aksara, sama kah dengan kehidupan modern?  nah disinilah kita akan belajar tetang masa pra-aksara.
    Pengertian dari Pra-aksara adalah berasal dari kata Pra yang berarti sebelum sedangkan aksara adalah tulisan. masa pra-aksara disebut juga dengan masa nirleka ( Nir artinya tidak ada dan Leka artinya tulisan). 

         Kapan waktu dimulainya masa pra-aksara dan kapan waktu berakhirnya ? jawabannya, masa praaksara dimulai sejak manusi ada, dari situlah titik dimulainya masa praaksara. dikatakan berakhinya masa praaksara, setiap negara berbeda karena masing-masing negara tidak memiliki kesamaan saat mengenal tulisan, sehingga di katakan manusia telah mengenal tulisan, nah disinilah berakhirnya masa pra-aksara. 


    B.Periodesasi Masa Praaksara
         Untuk mengetahui perkembangan manusia sejak awal kehidupannya, kita perlu mempelajari terlebih dahulu periodisasi atau pembabakan zaman di muka bumi.Pembabakan itu dapat dilakukan secara geologis, arkeologis, dan perkembangan kehidupan manusia.
         Berikut ini, saya mencoba menguraikan periodisasi pada zaman Praaksara :

    1. Periodesasi  secara Geologis

            Geologi atau ilmu bumi yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Sebelum adanya kehidupan, bumi mengalami perubahan-perubahan. Awalnya bumi dalam keadaan panas dan pijar sehingga tidak ada satu mahkluk hidup yang mampu hidup. Kemudian bumi mendingin dan terbentuklah kerak atau kulit bumi. Mahkluk hidup mulai ada sejalan dengan semakin mendinginnya bumi. mari simak pembagian zama secara geologi di bawah ini 

    a) Zaman Arkaikum
            Zaman Arkaikum merupakan zaman tertua, zaman ini berlangsung kirakira sejak 2.500 juta tahun yang lalu. Pada waktu itu kulit bumi masih sangat panas, sehingga belum terdapat kehidupan diatasnya.


    b) Zaman Palaeozoikum
           Zaman kehidupan tua, berlangsung kira-kira sejak 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini sudah ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan, antara lain munculnya binatang-binatang kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, amfibi dan reptil.


    c) Zaman Mesozoikum
          Zaman kehidupan pertengahan, berlangsung sejak kira-kira 140 juta tahun lalu.Pada zaman ini, kehidupan di bumi makin berkembang.Binatangbinatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali.Kita mengenalnya sebagai Dinosaurus.Di samping itu, juga mulai muncul berbagai jenis burung.Zaman mesozoikum disebut pula dengan zaman reptil karena pada zaman ini jenis binatang reptil yang paling banyak ditemukan. 


    d) Neozoikum atau Kenozoikum
             Zaman kehidupan baru, berlangsung sejak kira- kira 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman tertier dan zaman kuartier. 

             1) Zaman Tertier
                 Pada zaman tertier jenis-jenis reptil besar mulai punah dan bumi umumnya dikuasai  oleh hewan-hewan besar yang menyusui. Contohnya adalah jenis gajah purba (mammuthus) yang pernah hidup di Amerika Utara dan Eropa Utara. 

            2) Zaman Kuartier
                 Zaman kuartier berlangsung sejak kira-kira 3.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini sangat penting bagi kita, karena merupakan awal kehidupan manusia pertama kali di muka bumi.

    2. Periodesasi Secara Arkeologi 

             Periodisasi secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan bendabenda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa praaksara. Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda tersebut, masa
    praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam.Agar
    dapat dipahami periodisasi ini dengan baik, mari kita belajar bersama!


    a) Zaman Batu
    Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang
    digunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi tiga, yaitu
    Palaeolithikum, Mesolithikum, dan Neolithikum.  

    1) Paleolithikum
    Paleolithikum berasal dari kata Palaeo artinya tua, dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak ditemukan didaerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan benda-benda praaksara di kedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
    Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindahpindah(nomaden). Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk

    b) Mesolithikum
    Mesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini dapat disebut zaman batu tengah. Hasil kebudayaan batu tengah sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua). Pada zaman ini, manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang menjadi ciri dari zaman ini adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.

    Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark,yaitu
    kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi,Kjokkenmoddinger arti sebenarnyaa dalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya.Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus.Selain itu ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling). Abris Sous Roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua)maksudnya adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah,flakes, batu pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan.

    c) NeolithikumNeolithikum berasal dari kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang artinya batu.Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.Kapak persegi berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat. Kapak lonjong bentuknya lonjong. Pada ujung yang lancip ditempatkan tangkai dan pada bagian ujung yang lain diasah sehingga tajam. Kapak lonjong ada yang berukuran besar dan ada juga yang kecil. Kapak lonjong berukuran besar disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut Kleinbeil. Fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Selain kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat
    barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian.
    Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu dan kulit kerang.

    d) Tradisi Megalithik
    Megalithik berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithos yang artinya batu.Megalithik berarti batu besar.Jadi yang dimaksud dengan tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.Tradisi ini muncul pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan tehadap roh nenek moyang. Jenisjenis bangunan megalithik antara lain sebagai berikut.


    (1). Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yangberfungsi
    sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan untuk
    orang yang telah meninggal.

    (2). Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen jugaberfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku atau raja.

    (3). Kubur peti batu adalah tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papanpapan batu itu disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya diletakkan membujur ke arah sungai atau gunung.

    (4). Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya
    kubus dan bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi

    (5). Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali.

    (6). Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
    (7). Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya berbentuk binatang atau manusia.

    2) Zaman Logam
    Sebagai perkembangan dari zaman batu, manusia masuk ke zaman logam. Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada zaman ini antara lain adalah kapak corong (kapak yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, cendrasa (kapak sepatu). 



     

    3. Periodisasi berdasarkan Perkembangan Kehidupan
          Periodisasi ini didasarkan atas perkembangan kehidupan manusia praaksara. Berdasarkan hal tersebut, maka masa praaksara dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian. Bagaimana perkembangan manusia pada masa-masa tersebut? Bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan hidup? Bagaimana hubungan antar mereka dalam membentuk kelompok?  Untuk menambah informasi tentang perkembangan masyarakat pada masa-masa itu, mari kita belajar bersama!

    Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
        Masa berburu makanan dibagi menjadi dua tingkat, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.


    a) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana
         Masa berburu makanan tingkat sederhana diperkirakan semasa dengan zaman paleolithikum.Manusia yang hidup pada masa ini masih rendah tingkat peradabannya. Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan
    makanan tingkat sederhana masih sangat bergantung pada alam. Jika sumber makanan di sekitar tempat mereka menipis atau sudah habis, mereka berpindah ke tempat lain. Mereka hidup mengembara, pindah dari tempat yang satu ketempat yang lain sebagai pemburu binatang dan penangkap ikan.
    Di samping itu, mereka juga meramu, yakni mencari dan mengumpulkan makanan.Jenis makanan yang dikumpulkan misalnya ubi-ubian, buah-buahan dan daun-daunan.
    Mereka juga mencari tempat-tempat yang ada airnya.Tempat yang mereka pilih ialah di padang-padang rumput diselingi semak belukar, yang sering dilalui binatang buruan. Kadang-kadang mereka memilih tempat tinggal di tepi pantai,sebab di situ mereka dapat mencari kerang dan binatang-binatang
    laut lainnya.Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana hidup secara berkelompok yang tersusun dari keluargakeluarga kecil. Anggota kelompok yang laki-laki melakukan perburuan dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan kecil. manusia sudah mampu membuat alat-alat sederhana dari batu atau tulang dan kayu.Alat-alat yang dibuat masih berbentuk kasar. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
    Alat-alat batu inti, terdiri kapak perimbas, kapak penetak,pahat genggam, dan kapak genggam. Alat serpih yang digunakan untuk pisau, peraut, gurdi, mata panah, dan untuk menguliti umbi-umbian. Alat dari tulang dan kayu.


    b) Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
    Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan semasa zaman mesolithikum.Kehidupan manusia pada masa ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Manusia mulai hidup menetap walaupun hanya untuk sementara waktu dan mulai mengenal cara bercocok tanam sederhana. Selain itu, tampak kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan sesuatu yang belum dicapai pada masa sebelumnya seperti lukisan didinding gua atau dinding karang.
    Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut sudah mengenal cara bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu menebang hutan, kemudian membersihkan dan menanaminya, setelah dirasakan kesuburannya berkurang,maka pindah ke tempat lain. Selain berladang, mereka juga memelihara dan mengembangbiakkan binatang. Manusia secara berkelompok mulai hidup menetap dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya.Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air, mereka melukiskan sesuatu di dinding gua yang menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup. Lukisan-Lukisan ini dibuat dengan cara menggores pada dinding atau dengan memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada berupa gambar tangan, binatang, atau bentuk lainnya.

    Lukisan dinding gua menandakan berkembangnya kepercayaan manusia pada masa itu. Misalnya lukisan cap tangan dengan latar belakang warna merah mengandung arti kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap dianggap sebagai tanda berkabung. Pada masa ini, kemampuan manusia membuat alat-alat atau perkakas mengalami kemajuan.Alat-alat-alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Kapak sumatra, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus dan sisi lainnya kasar. Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk digunakan sebagai penggali umbi-umbian.

    2) Masa Bercocok Tanam
               Setelah tahap hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia memasuki suatu masa kehidupan yang disebut masa bercocok tanam. Masa bercocok tanam diperkirakan semasa dengan zaman Neolithikum.Pada masa ini, peradaban manusia sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi.Manusia sudah memiliki kemampuan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bercocok tanam dan mengembangbiakan binatang ternak.Manusia sudah hidup menetap dan tidak lagi berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.Mereka hidup menetap karena persediaan makanan sudah tercukupi.Pada bercocok tanam, manusia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada alam.Manusia sudah mampu mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka juga mengembangbiakan binatang ternak seperti ayam, kerbau dan hewan ternak lainnya.Meskipun sudah bercocok tanam dan memelihara hewan ternak, kegiatan berburu dan mengumpulkan hasil hutan masih tetap dilakukan. Manusia pada masa bercocok tanam diperkirakan sudah melakukan kegiatan perdagangan yang bersifat barter. Barang yang dipertukarkan pada waktu itu ialah hasil-hasil cocok tanam, hasil kerajinan tangan seperti gerabah dan beliung, atau hasil laut berupa ikan yang dikeringkan.Ikan laut yang dihasilkan oleh penduduk pantai sangat diperlukan oleh mereka yang bertempat tinggal di pedalaman.

             Hidup menetap pada masa bercocok tanam memberi kesempatan bagi manusia untuk menata kehidupan secara teratur.Mereka hidup menetap di suatu tempat secara berkelompok dan membentuk masyarakat perkampungan. Perkampungan pada masa bercocok tanam terdiri atas tempat tinggal sederhana yang didiami oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh kepala kampung. Biasanya kedudukan sebagai kepala kampung dijabat oleh orang yang paling tua dan berwibawa.Kepala kampung merupakan tokoh yang disegani, dihormati dan ditaati oleh penduduk kampung yang dipimpinnya.

    Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan perkampungan yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bersama mulai diatur dan dibagi antar anggota masyarakat. Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga seperti, membabat hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami,membangun rumah atau membuat perahu dilakukan oleh laki-laki. Adapun perempuan melakukan kegiatan menabur benih di ladangyang sudah disiapkan, merawat rumah dan kegiatan lain yang tidak memerlukan tenaga besar.
             Alat-alat yang dihasilkan sudah dibuat halus dan fungsinya beraneka ragam. Ada yangberfungsi untuk kegiatan sehari-hari, ada yang berfungsi sebagai perhiasan, ada pula yang berfungsisebagai alat upacara keagamaan. Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut:
    Kapak Persegi digunakan mengerjakan kayu, menggarap tanah dan alat upacara keagamaan. Kapak Lonjong digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan sebagai kapak biasa, Gerabah, Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul-mukul kulit kayu hingga halus, Perhiasan berupa gelang dari batu dan kulit kerang.

            Pada masa bercocok tanam, berkembang kepercayaan bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat meninggal dunia.Roh dianggap mempunyai kehidupan dialamnya sendiri.Oleh karena itu, diadakan upacara pada waktu penguburan.Orang yang meninggal dibekali bermacam-macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan dan periuk yang dikubur bersama-sama.
    Hal ini dimaksudkan agarperjalanan orang yang meninggal menuju alam arwah dan kehidupan selanjutnya terjamin sebaik-baiknya. Pada masa ini, mulai berkembang pula tradisi pendirian bangunan-bangunan megalitik (bangunan besar dari batu). Tradisi ini didasari oleh kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari orang yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Jasa seorang kerabat yang telah meninggal dunia diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar. Bangunan ini kemudian menjadi media penghormatan, tempat singgah, dan menjadi lambang bagi orang yang meninggal tersebut.


    3) Masa Perundagian
               Masa perundagian merupakan akhir masa praaksara di Indonesia.
    Kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan, atau pembuatan sampan. Masa perundagian diperkirakan semasa dengan zaman perunggu. Pada masa ini, peradaban manusia sudah maju tingkatannya. Teknologi pembuatan alat-alat atau perkakas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelumnya. Masyarakat pada masa perundagian telah mampu mengatur kehidupannya. Kegiatan kehidupan yang mereka lakukan tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Kegiatan pertanian di ladang dan sawah masih tetap dilakukan.Pengaturan air dilakukan agar kegiatan pertanian tidak sepenuhnya bergantung pada hujan. Hasil pertanian disimpan
    untuk masa kering dan mungkin juga untuk diperdagangkan ke daerah
    lain. Kegiatan peternakan juga turut berkembang, hewan ternak yang
    dipelihara lebih beragam dari masa sebelumnya. Masyarakat telah mampu beternak kuda dan berbagai jenis unggas.

           Munculnya golongan masyarakat yang memiliki keterampilan tertentu menyebabkan teknologi berkembang pesat. Seiring kemajuan yang dicapai, terjadi peningkatan kegiatan perdagangan. Pada masa ini perdagangan masih bersifat barter, namun telah menjangkau tempat-tempat yang jauh, yakni antarpulau. Barang-barang yang dipertukarkan semakin beragam, seperti alat pertanian, perlengkapan upacara, dan hasil kerajinan.         
    Kegiatan perdagangan antar pulau pada masa perundagian dibuktikan dengan ditemukannya nekara di Selayar dan kepulauan Kei yang dihiasi gambar-gambar binatang seperti gajah, merak, dan harimau. Binatang-binatang ini tidak ada di wilayah Indonesia bagian timur. Hal ini menunjukkan bahwa nekara tersebut berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Masyarakat pada masa perundagian hidup menetap diperkampungan yang lebih besar dan lebih teratur. Perkampungan ini terbentuk dari bersatunya beberapa kampung hingga jumlah kelompok penduduk bertambah banyak.Masyarakat tersusun dalam kelompok
    yang beragam. Ada kelompok petani, ada pedagang, ada pula kelompok undagi (pengrajin/tukang), kepercayaan pada masa sebelumnya. Masyarakat meyakini bahwa arwah nenek moyang berpengaruh terhadap perjalanan hidup manusia
    dan masyarakatnya.Oleh karena itu, arwah nenek moyang harus selalu dihormati dengan melaksanakan berbagai upacara.
    Demikian pula kepada orang yang sudah meninggal,mereka diberi penghormatan dengan diberi bekal kubur. Terlebih lagi jika orang yang meninggal adalah orang yang terpandang atau mempunyai kedudukan dalam masyarakat, maka diadakan upacara penguburan dengan memberikan bekal kubur yang lengkap.
             Pada masa ini, berbagai bidang seni seperti seni lukis, seni ukir/pahat, seni patung, dan seni bangunan (arsitektur) mengalami perkembangan. Hal yang menunjukkan perkembangan ini diantaranya adalah meningkatnya pemahatan arca dan pendirian bangunan batu untuk pemujaan.

    Dari urian diatas kita dapat menyimpulkan dan mendapatkan nilai posif, yaitu munculya nilai-nilai budaya pada masa pra-aksara yang cukup maju antara lain:
    a. Nilai Religius (Kepercayaan)
        Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan animisme.
        Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib disebut dinamisme.
    b. Nilai Gotong Royong
    c. Nilai Musyawarah
    d. Nilai Keadilan
    e. Tradisi Bercocok Tanam
    f. Tradisi Bahari (Pelayaran)
        Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi.Ilmu ini sangat
    membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai
    perahu yang sangat sederhana. 

    SELAMAT BELAJAR.........