Sabtu, 04 Februari 2017
Rabu, 25 Januari 2017
MASUKNYA KEBUDAYAAN HINDU - BUDDHA KE INDONESIA
Tahukah kamu proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ? .... pada kesempatan ini saya akan mencoba mengulas materi tentang masuknya Hindu-Buddha ke indonesia, tentunya dibantu dengan literatur yang saya peroleh .... mari di simak ya.....
Agama Hindu-Budha pada awalnya tumbuh dan
berkembang di wilayah India. Peradaban tersebut
tumbuh di lembah sungai Indus, yang perkembangannya sudah terjadi kurang
lebih 2000 tahun yang lalu.
Pada awalnya kebudayaan Hindu yang merupakan perpaduan antara
bangsa Arya (yang merupakan sekelompok pendatang) dengan bangsa Dravida (pendukung
asli kebudayaan lembah Indus). Sebagai agama, Hindu bersifat Polytheisme yaitu percaya pada banyak
dewa. Dalam agama Hindu dikenal adanya 3 dewa utama yang disebut Trimurti
(Brahma, Wisnu, Syiwa). Jauh setelah Hindu berkembang di India kemudian juga muncul
agama dan kebudayaan Budha. Agama Budha diajarkan SidhartaGautama, putra raja Sudana
dari kerajaan Kapilawastu. Agama Budha memiliki hari besar Waisak. Hari raya Waisak ini memperingati tiga peristiwa yaitu
kelahirannya Sidharta, Sidartha menerima penerangan agung, dan juga wafatnya
sang Budha. Agama Budha pernah berpengaruh besar di India. Agama ini mengalami
perkembangan pesat di India pada masa pemerintahan raja Asoka. Pada masa
pemerintahannya agama budha dijadikan sebagai agama resmi Negara.
Dalam perkembangan selanjutnya agama dan kebudayaan
Hindu-Budha tidak hanya berkembang di India, namun juga ke wilayah Indonesia. Sedangakan Agama Hindu dan Buddha masuk
di Indonesia sekitar abad ke 7 M, yang dibawa oleh para Rsi maupun para Bikhhu.
Harun Hadiwijono mengatakan bahwa kira-kira abad ke 15 SM. nenek moyang bangsa
Indonesia memasuki Indoneisa dari daratan Cina Selatan, dengan melewati dua
jalur, yaitu jalur utara dan barat. Jalur utara melewati Jepang, Taiwan,
Pilipin, dan menyebrang di Sulawesi, Indoneisa bagian Timur, Irian dan
Melanesia, sedangakan jalur barat melewati Indo Cina, Siam, Malaya, serta
menyebar di Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Dan dari perjalan atau jalur
tersebut, saya berpendapat ini merupakan salah satu cara masuknya atau
berkembanganya pengaruh agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
Proses
Masukknya Agama Hindu-Buddha ke Indonesia.
Peta
Jalur Perdagangan Laut Asia Tenggara
Agama
Hindu- Budha berasal dari India, yang kemudian menyebar ke Asia Timur dan
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya
sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan
dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan daerah persimpangan lalu
lintas perdagangan dunia.
Awal
abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur
sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan
antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan
aktif dalam perdagangan tersebut. Akibat hubungan dagang tersebut, maka
terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan
Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun
budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama
Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun
demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu -
Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.
Keterlibatan
bangsa Indonesia dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
tersebut menyebabkan timbulnya percampuran budaya. Misalnya saja India,
negara pertama yang memberikan pengaruh kepada Indonesia, yaitu dalam bentuk
budaya Hindu.
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri besar
yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina.
Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik.
Arus lalu lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan
darat dan laut. Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati
India-Cina adalah Selat Malaka. Indonesia yang terletak di jalur posisi
silang dua benua dan dua samudera, serta berada di dekat Selat Malaka
memiliki keuntungan, yaitu:
- Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab, dan Persia,
- Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
- Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
- Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Teori Masuknya Agama Hindu Ke Indonesia
1. Teori Brahmana oleh Van Leur
Teori Brahmana dikemukakan oleh Van
Leur. Menurutnya, agama hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh para
pendeta ( pemuka agama ). Namun, teori ini memiliki kelemahan yaitu :
Pemuka agama atau pendeta di larang keluar dan meninggalkan negeri. Peraturan ini berlaku dan di pegang
teguh oleh para penganut agama Hindu di India. Dengan demikian, tidak
mungkin bahwa pendeta yang menyebarkan agama Hindu di Indonesia.
2. Teori Waisya oleh NJ.Krom
Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyatakan
bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar yang
berperan dalam menyebarkan agama dan kebudyaan Hindu-Budha. Para
pedagang yang sudah terlebih dahulu mengenal Hindu-Budha datang ke
Indonesia selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha
kepada masyarakat Indonesia. Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu
bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di
Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali. Selama
para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan terjadinya
perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh
kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.Teori waisya menyatakan bahwa penyebaran agama hindu ke indonesia dibawa oleh orang-orang india yang berkasta waisya. Karena mereka terdiri atas para pedagang yang datang dan kemudia menetap di indonesia. Bahkan banyak diantara para pedagang itu kawin dengan wanita indonesia.
3. Teori Ksatria
Ada tiga pendapat dari para ahli bagaimana kebudayaan India dan agamanya menyebar ke Indonesia melalui golongan ksatria, Pendapat ksatria sangat menekankan pada semangat golongan ksatria untuk berpetualang.
a. Teori Ksatria menurut C.C Berg
Penyebaran kebudayaan Hindu-Buddha menurut C.C Berg adalah para petualang dari golongan ksatria. Para Ksatria ini beberapa ada yang terlibat konflik perebutan wilayah antar suku-suku di Indonesia. Para ksatria ini membantu memenangkan salah satu kelompok suku yang bertikai. Sebagai rasa terimakasih atas kemenangan itu, kepala suku memberikan hadiah berupa janji akan menikahkan salah seorang putrinya. Dari teori ini memudahkan bagi para ksatria untuk menyebarkan tradisi Hindu-Buddha. Hal ini karena ia telah menikah dengan anak kepala suku, yang saat itu kepala suku memang dibapakkan oleh anggota suku. Sehingga pengaruh Hindu-Buddha mudah diterima masyarakat.
b. Teori Ksatria menurut Mookerji
Menurut pendapatnya, justru tentara Indialah yang membawa pengaruh keberadaan Hindu-Buddha dimasa lalu. Para ksatria ini membangun koloni dan ekspansi yang terus berkembang hingga menjadi kerajaan. Para koloni ini kemudian mengadakan hubungan perdagangan dengan kerajaan di India.
c. Teori Ksatria J.L. Moens
Teori ini lebih menitik beratkan bagaimana menghubungkan proses-proses terbentuknya kerajaan di Indonesia pada awal abad ke 5 dengan apa yang terjadi di India di waktu yang sama. Pada saat abad kelima, banyak kerajaan di India Selatan yang mengalami kehancuran. Karena dalam kehancuran, para ksatrianya melarikan diri ke Indonesia. Mereka terus berkembang di Indonesia hingga menjadi kerajaan.
Teori ini kurang meyakinkan, dan mempunyai kelemahan. Kelemahan Teori Ksatria:
1. Para ksatria tidak menguasai huruf pallawa dan Sanskerta
2. Kalau memang terjadi peristiwa penaklukan daerah di Indonesia oleh kerajaan di India, maka sudah pasti dicatatkan dalam bukti prasastinya. Namun sampai sekarang tidak ada. Kalaupun ada, misal prasasti Tanjore, yang menceritakan penaklukan kerajaan Sriwijaya oleh kerajaan Cola di India, tidak memenuhi syarat. Karena prasasti tersebut dibuat pada abad ke 11, sedangkan bukti-bukti yang harus diperlukan harus dibuat pada waktu yang jauh lebih awal.
3. Tidak ditemukan perkawinan antara penduduk pribumi dengan ksatria
Secara keseluruhan, teori-teori diatas kurang benar. Pertama, karena kebudayaan India asli telah mengalami akulturasi, sehingga kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia berbeda dengan di India. Kedua, hanya kaum Brahmana yang boleh mengajarkan agama.
4. Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)
Inti dari teori ini adalah bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra.
Pendapat dari Van Feber adalah bahwa:
a. Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar)menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia.
b. Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.
Bantahan ahli terhadap teori ini adalah sebagai berikut. a. Golongan Sudra tidak menguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu). Terlebih tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya.
b. Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan dan kedudukan yang lebih baik (memperbaiki keadaan/kondisi mereka). Sehingga jika mereka ke tempat lain pasti hanya untuk mewujudkan tujuan utama mereka bukan untuk menyebarkan agama Hindu.
c. Dalam sistem kasta posisi kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana, kasta diatasnya. Jika mereka menyebarkan agama Hindu berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana, kasta yang telah menempatkan mereka pada kasta terendah
5. Teori Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.
selain kalian bisa membaca artikel yang saya buat kalian juga bisa melihat cuplikan video dibawah ini ya .... cuplikan video ini saya ambil dari youtube.... silahkan disimak....
Selasa, 24 Januari 2017
Jumat, 20 Januari 2017
Masyarakat Indonesia pada masa Pra-aksara
A. Kehidupan manusia pada masa Pra-aksara
Tahukah kalian, bagaimana cara kita mengenali kehidupan pada masa Pra-aksara ? bagaimana kehidupan pada masa pra-aksara, sama kah dengan kehidupan modern? nah disinilah kita akan belajar tetang masa pra-aksara.
Pengertian dari Pra-aksara adalah berasal dari kata Pra yang berarti sebelum sedangkan aksara adalah tulisan. masa pra-aksara disebut juga dengan masa nirleka ( Nir artinya tidak ada dan Leka artinya tulisan).
Kapan waktu dimulainya masa pra-aksara dan kapan waktu berakhirnya ? jawabannya, masa praaksara dimulai sejak manusi ada, dari situlah titik dimulainya masa praaksara. dikatakan berakhinya masa praaksara, setiap negara berbeda karena masing-masing negara tidak memiliki kesamaan saat mengenal tulisan, sehingga di katakan manusia telah mengenal tulisan, nah disinilah berakhirnya masa pra-aksara.
B.Periodesasi Masa Praaksara
Untuk mengetahui perkembangan manusia sejak awal kehidupannya, kita perlu mempelajari terlebih dahulu periodisasi atau pembabakan zaman di muka bumi.Pembabakan itu dapat dilakukan secara geologis, arkeologis, dan perkembangan kehidupan manusia.
Berikut ini, saya mencoba menguraikan periodisasi pada zaman Praaksara :
1. Periodesasi secara Geologis
Geologi atau ilmu bumi yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Sebelum adanya kehidupan, bumi mengalami perubahan-perubahan. Awalnya bumi dalam keadaan panas dan pijar sehingga tidak ada satu mahkluk hidup yang mampu hidup. Kemudian bumi mendingin dan terbentuklah kerak atau kulit bumi. Mahkluk hidup mulai ada sejalan dengan semakin mendinginnya bumi. mari simak pembagian zama secara geologi di bawah inia) Zaman Arkaikum
Zaman Arkaikum merupakan zaman tertua, zaman ini berlangsung kirakira sejak 2.500 juta tahun yang lalu. Pada waktu itu kulit bumi masih sangat panas, sehingga belum terdapat kehidupan diatasnya.
b) Zaman Palaeozoikum
Zaman kehidupan tua, berlangsung kira-kira sejak 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini sudah ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan, antara lain munculnya binatang-binatang kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, amfibi dan reptil.
c) Zaman Mesozoikum
Zaman kehidupan pertengahan, berlangsung sejak kira-kira 140 juta tahun lalu.Pada zaman ini, kehidupan di bumi makin berkembang.Binatangbinatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali.Kita mengenalnya sebagai Dinosaurus.Di samping itu, juga mulai muncul berbagai jenis burung.Zaman mesozoikum disebut pula dengan zaman reptil karena pada zaman ini jenis binatang reptil yang paling banyak ditemukan.
d) Neozoikum atau Kenozoikum
Zaman kehidupan baru, berlangsung sejak kira- kira 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman tertier dan zaman kuartier.
1) Zaman Tertier
Pada zaman tertier jenis-jenis reptil besar mulai punah dan bumi umumnya dikuasai oleh hewan-hewan besar yang menyusui. Contohnya adalah jenis gajah purba (mammuthus) yang pernah hidup di Amerika Utara dan Eropa Utara.
2) Zaman Kuartier
Zaman kuartier berlangsung sejak kira-kira 3.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini sangat penting bagi kita, karena merupakan awal kehidupan manusia pertama kali di muka bumi.